Lama sekali gak update nih blog.. Hehehehe.. Okay Mari kita lanjutkan kisah Minah yang sempat tertunda..
Sesaat setelah sadar, Minah mulai membuka matanya. Dia terbelalak melihat apa yang ada di depan matanya. Penasaran apa yang terjadi???
Di sana berdiri Akong dan Shinta.. Dan kenapa di sana Lisa juga ada? Bukannya mereka sedang menyiapkan surprise buat ulang tahun Lisa? Dan kenapa ada orang tua Minah juga berdiri di samping Lisa?
Apa yang terjadi? Minah semakin bingung ala ala penasaran saat itu. Sesaat kemudian terdengar derit pintu terbuka. Saat pintu dibuka, semakin terkejutlah Minah. Saking terkejutnya rasanya Minah pengen banget ketawa, nangis, tp juga marah. Galau juga.. Pengen teriak ato pingsan lagi.. Minah gak tau harus berbuat apa.. (Apa sih yang terjadi??)
Ternyata dari pintu itu muncul tiga sosok orang. Sosok pertama berbadan agak tinggi dan berperut buncit ala om2 pengusaha, seorang lagi wanita dengan gaun yang sangat anggun ala emak2 Korea dan yang seorang lagi seorang Pemuda tampan yang sangat sangat sangat dikenal oleh Minah.. Bahkan mungkin satu-satunya orang yang dia rindukan, yaitu Parjo. Sang kekasih hatinya. Dengan gaya2 ala Tuxedo bertopeng di film kartun Sailormoon. Dan dia datang bersama orang tuanya. Ya, dua sosok pria dan wanita tersebut adalah orang tua Parjo.
Minah yang masih bingung dengan apa yang sedang terjadi hanya bisa menganga. Rasanya ingin menanyakan tentang semua kekagetannya, tapi tidak ada sepatah katapun yang sanggup dia ucapkan. Parjo mendekati Minah, dan memberikan seikat bunga matahari untuknya.
"Min, maafin aku ya kalau selama ini aku bohong. Aku janji aku bakal ceritain semuanya ke kamu. Sebenernya aku gak pernah ikut turnamen itu." suara Parjo mulai memecah kesunyian di ruangan itu. Minah membelalak cukup kaget menerima kenyataan kalau selama ini dia dibohongi. "Selama ini aku berusaha buktiin ke orang tua aku bahwa aku sudah berubah. Dulu sewaktu tinggal di Amerika, aku adalah anak yang suka memberontak dan seenaknya sendiri. Karena itu orang tuaku mengirimku ke nenekku di Indonesia. Tapi sikapku di sini sama saja. Aku suka memberontak dan seenaknya sendiri. Pergi malam, kebut-kebutan d jalan dan juga clubbing. Karena itu akhirnya mereka mengambil semua fasilitas kartu kreditku dan hanya memberikan uang untuk makanku sehari-hari kepada nenek. Saat itualh aku mengenalmu. Kamu sudah mengubah hidupku. Aku pengen nembak kamu dari dulu, tapi aku belum punya modal yang cukup. Karena itu aku mulai berusaha keras buat menaikan nilai dan prestasiku di sekolah serta kerja sambilan. Supaya orang tuaku tau kalo aku udah berubah dan juga aku punya modal buat ngajakin kamu dinner. Maafin aku ya sayang kalo selama ini aku merahasiakan ini." Hati Minah yang sebelumnya penuh dengan kekagetan dan emosi mulai luluh mendengar penjelasan sang kekasih.
"Kemarin, orang tuaku datang dari US, mereka mengatakan kagum melihat perubahanku sekarang. Setelah aku menceritakan semuanya kepada mereka, aku menemui orang tuamu. Aku menjelaskan semuanya kepada mereka. Dan mereka menyambut baik niat baik aku dan kelaurgaku. Aku juga meminta bantuan Akong, Lisa dan Shinta untuk membawamu kemari.' lanjut Prajo. Sesaat kemudian setelah menarik napas yang cukup panjang, Parjo melangkahkan kakinya selangkah ke belakang dan berkata "dan sekarang di sini, di hadapan semuanya.. Saya, Parjo Raharjo, sungguh sangat menyayangi dan mencintaimu Minah Serevina. Will you marry me?" Sambil mengatakan itu, Parjo berlutut di depan Minah dan menyodorkan kotak kecil berisikan cincin berlian di hadapan Minah. Kontan semua orang yang ada di sana bersorak tertahan melihat keromantisan dua insan tersebut.
Dengan bergetar tangan Minah menerima kotak kecil tersebut sambil menahan tangisan kebahagiaan. Parjo pun tersenyum lebar melihat sang kekasih menerima cintanya. Dan mereka berpelukan. Wajah mereka begitu dekat.. dan semakin dekat..."Dan tentu saja kalian tidak langsung menikah. Sekarang kalian bertunangan dulu. Setelah lulus kuliah baru kalian boleh menikah" papar om Raharjo, mengembalikan kesadaran sepasang kekasih muda belia yang hendak berciuman itu. Kontan Parjo dan Minah melepaskan pelukan mereka. Parjo hanya bisa mencium kening Minah. Semua orang di sana tertawa melihat tingkah mereka.. (TAMAT)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar